”Kenapa sih harus ada pelajaran Fisika?”, teriak Tanto
tiba-tiba. Malam ini mereka sedang belajar bersama di Pos Kamling kompleks
perumahan tempat tinggal Tantri.
Ketiga teman kita ini sedang kumat sintingnya. Kan seharusnya belajar dirumah
dong, masa di Pos Kamling?
”Kok kamu nanya
begitu?”, tanya Tristan sambil menggigit asbak bekas abu rokok bapak-bapak yang
ronda kemarin malam. Berhubung mulutnya sedang gatal, sementara tidak ada
cemilan maka dia mengigit apa saja yang berada dalam jangkauannya.
”Berarti Fisika
memang sengaja ada untuk menyiksa kamu”, timpal Tantri.
”Uhhhh,
Matematika saja udah cukup bikin puyeng, apalagi ditambah Fisika. Terkutuklah
semua ahli Fisika. Terkutuklah Albert Einstein, terkutuklah Thomas Alfa Edison,
terkutuklah Neil Armstrong, terkutuklah Mike Tyson”. Tantri dan Tristan saling
berpandangan. Mike Tyson? Sejak kapan Mike Tyson berubah profesi menjadi ahli
Fisika?
”By the way, kok enggak ada
ya yang ronda malam ini?”. Tanto baru sadar bahwa sejak tadi Pos Kamling yang
mereka jajah itu kosong melompong, padahal jam segitu biasanya sudah ada yang
ronda.
“Maklum,
sekarang kan malam Jumat Kliwon. Jadi mungkin pada takut keluyuran malam-malam”
”Emang kalo malam Jumat Kliwon kenapa sih?”, tanya Tristan penasaran.
”Malam Jumat Kliwon itu malam keramat”.
”Keramat bagaimana maksudnya?”
”Keramat ya keramat”
”Maksudnya ada kera bernama Mamat?”
”Ngawur”
”Konon katanya malam Jumat Kliwon itu hantu-hantu suka menebar pesona”
”Menebar pesona? Menebar pesona sama siapa?”
”Ya sama manusia dong, masa sama kawanan kambing?”
”Kok nggak menebar pesona sama sesama hantu saja?”
”Udah bosan kali. Mungkin ingin memperluas pangsa pasar. Istilahnya go interalam”.
”Go interalam? Aku baru dengar
istilah itu”. Tristan tampak
surprise mendengar istilah baru itu.
”Itu istilah ciptaan-ku. Kalo Anggun C. Sasmi kan go
internasional, maksudnya berkiprah melewati batas antar negara. Nah kalo
didunia hantu namanya go interalam, maksudnya berkiprah melewati batas antar
alam”, kata Tanto sok tau.
”Pakai passport dong?”
”Ah, nggak penting. Yang penting bisa nakut-nakutin aja udah langsung bisa
punya akses ke dunia manusia kok”.
”Kok kamu tau banget soal birokrasi dunia hantu. Pernah jadi hantu ya?”
”Semprul!”
”Psssstttt”. Tiba-tiba Tanto pasang tampang serius sambil pasang telinga. ”Kalian denger sesuatu nggak?”
”Eh iya, kayaknya ada yang nyanyi seriosa malam-malam”.
”Mungkin latihan untuk festival Bintang Radio dan Televisi”
”Ngawur. Hari gini sudah enggak ada lagi festival begituan”
”Eh, dengerin baik-baik deh. Kayaknya bukan nyanyi seriosa, tetapi
nangis-nangis”
”Itu bukan nangis, dia sedang improvisasi tuh”
”Ih, improvisasi kok seperti tersedu-sedu gitu?”
”Dan suaranya kok terdengar semakin jauh ya…”
”Iya, mungkin latihan seriosanya sambil jalan-jalan keliling kompleks kali”
”Hihihihihihihihihi!!!!!!!!!!!!!!!!!”. Tiba-tiba suara tawa terkikik
mengagetkan mereka.
”Eh, nenek-nenek naik tandu”. Seperti biasa, kalau kaget Tristan langsung
latah menggunakan kata-kata yang berantakan. Suara tertawa dibelakang mereka
benar-benar mengejutkan. Ketiganya menoleh kebelakang, disitu berdiri seorang
perempuan berwajah judes, rambut panjang awut-awutan dan memakai daster warna
putih yang berkibar-kibar malas pada
bagian bawahnya.
”Hihihihih, gitu aja kok kaget. Lagi ngerumpiin daku ya?”, sapa Kuntilanak
itu sambil terkikik sok manja.
”Oh, jadi tadi Mbak ini yang nyanyi seriosa itu? Kok latihan seriosa
malam-malam sih, Mbak. Nanti kalau ada anak kecil dengerin, dia bisa mimpi
buruk lho”.
”Ah kalian ini nggak tau seni. Itu daku lagi nangis-nangis”
”Lho, kok malam-malam nangis?”
”Emang ada larangan kalo malam-malam enggak boleh nangis?”
”Enggak sih, cuma enggak etis aja”
”Ih, asal deh yey”, jawab Kuntilanak gemas sambil mencubit pinggang
Tristan.
”Kenapa sih Mbak malam-malam begini tersedu-sedu begitu. Anak kucing Mbak
ada yang mati?”
”Itu kan ciri khas daku. Kalo daku ngesot, namanya Suster Ngesot dong”
”Lha, emang Mbak ini apa?”
”Kuntilanak. Masa kalian enggak ngeh sih. Ih, enggak gaul deh!”
”Oh, ini toh Kuntilanak yang terkenal itu?”
”Em!”
”Apa itu ’em’???”
”Ember. Maksudnya emang bener. Ih, kalian kok ketinggalan banget ya bahasa
gaul zaman sekarang di dunia manusia. Daku aja tau”, cibirnya. ”Betewe, memangnya daku terkenal ya?”. Kuntilanak itu
terlihat sedikit bangga.
”Em!”, jawab Tanto, Tristan dan Tantri serentak.
”Apa itu ’em’?”, gantian Kuntilanak itu yang bertanya.
”Ember”
”Ih, yey ikut-ikutan daku deh. Dasar kopi kucing!”
”Apa tuh kopi kucing”
”Itu istilah buat orang yang suka niru-niru”
”Copycat, Mbak…bukan kopi kucing”.
”Cat artinya apa?”
”Kucing”
”Jadi bener dong kopi kucing”
”????”.Tantri,
Tristan & Tanto saling berpandangan frustasi.
”Betewe, segimana terkenalnya sih daku didunia kalian?”, tanya Si Kuntilanak antusias.
”Eh, bukan terkenal didunia kami, tetapi didunia pewayangan”.
”Serius loe?”. Kuntilanak itu terlihat surprise sambil menggunakan kedua
jari telunjuknya (dengan posisi jempol mengarah ke neraka) menunjuk ke
arah depan, persis remaja-remaja alay zaman
sekarang.
”Iya”, jawab Tristan yakin.
”Jadi Hercules kenal daku dong?”
”Lho, kok Hercules?”
”Lho, Hercules bukan dari dunia wayang ya?”
”Mbak, dapat salam dari Echa”
”Siapa tuh Echa?”
”Nama lengkapnya Echa Puek Deh”.
”Nama yang aneh”, guman Kuntilanak itu nggak ngeh dengan ledekan Tristan.
”Mbak ini kan Bibi Kunti yang doyan punya anak itu kan?”
”Sembarangan ah. Daku emang doyan bikin anak…enak gila! Tetapi belum ada
yang jadi tuh. Hihihihihi, kasian deh daku”
”Lho, yang Pandawa Lima itu bukannya anak Mbak?”.
”Yo ollo tollong!”. Kuntilanak bertingkah seperti baru kena setrum. ”Itu
Kunti yang beda kali. Daku mah Kunti yang kuntilanak itu, kembang desa di dunia
dedemit ”.
”Oh, Bibi Kunti dan Kuntilanak beda toh?”, tanya Tanto dengan polosnya.
”Yo olloh tollong!”. Tanto, Tristan dan Kuntilanak serentak bertingkah
seperti baru kena setrum saking jengkelnya.
”Betewe, Mbak Kunti ngapain kesini?”
“Yo olloh tollong, pertanyaannya
gitu banget deh. Nggak seneng ya daku mampir disini?”
“Bukan begitu. Maksudnya ada keperluan apa?”
”Mau nyulik bayi”, jawab Kuntilanak tanpa merasa berdosa.
”Emang disini ada bayi?”, tanya Tanto.
”Tuh…”, Kuntilanak genit itu menunjuk Tristan tepat dihidung.
”Mbak rabun ayam kali. Masa body
segede Kingkong remaja gini dibilang bayi?”.
”Didunia kami, orang yang
tongkrongannya kayak gini disebut bayi, tetapi bayi Gurita. Hihihihihi”.
”Eh, jangan sembarangan kalo ngomong
ya, Mbak!”, Tristan tersinggung sampai ke ubun-ubun. ”Mbak Kunti belum pernah
kelilipan sisir ya?”.
”Kok sisir sih?”
”Abis, cuma itu senjata yang aku punya”.
”Sensitif amat sih, Bu. Lagi dapet ya?”, sindir Kuntilanak sambil mentowel
pipi Tristan. ”Daku becanda kali. Daku enggak pernah nyulik bayi, itu kan
kerjaan si ganjen Wewe Gombel”.
”Bener nggak sih Mbak kalau kuntilanak itu berasal dari ibu-ibu yang
meninggal karena melahirkan?”, tanya Tanto penasaran.
”Itu fitnah”
”Lho, kok fitnah?”
“Dimana-mana orang kalau meninggal ya perginya ke neraka atau ke surga,
tergantungnya dapat ’tiket’nya yang jurusan kemana waktu masih hidup. Nggak ada tuh orang meninggal terus berubah menjadi
kuntilanak atau badak bercula satu”.
”Kalau Mbak Kunti dulunya berasal dari mana?”
”Tadinya daku ulat bulu, kemudian jadi kepompong”
”Lho, seharusnya Mbak jadi kupu-kupu dong”
”Harusnya sih begitu, tetapi mungkin salah resep waktu dalam adonan”.
”Adonan?”
”Hihihihi, itu cuma istilah daku aja. Ceritanya kan ulat makan daun, nah
waktu itu daku makan jerami. Jadi pas waktunya keluar dari kepompong yang
keluar justru kuntilanak, bukan kupu-kupu”.
”Tetapi gatalnya sama kan dengan ulat bulu?”, celutuk Tristan.
”Emang daku gatal ya? Perasaan daku enggak pernah garuk-garuk tuh”.
”Bukan gatal yang seperti itu, Mbak. Tetapi gatal yang maksudnya suka
gangguin orang”.
”Eh, jangan sembarangan kalau nuduh. Belum pernah kelilipan taplak meja
ya?”
”Lho, kok taplak meja?”
”Habis, cuma itu senjata yang daku punya. For your information ya,
daku ini kuntilanak yang punya martabat dan harga diri. Mine is mine, yours
is yours. Dalam kamus daku enggak ada cerita deh gangguin hidup orang”.
“Tetapi selama ini kita sering dengar orang-orang yang suka digangguin
kuntilanak”
”Ah itu mitos”
”Kok mitos?”
”Sebenarnya justru manusia yang suka ngundang kita untuk gangguin mereka”
”Maksudnya?”
”Udah tau daku mangkal dilokasi tertentu, eh masih saja ada orang yang suka
nongkrong disitu. Kalau cuma nongkrong sih nggak masalah, tetapi kalo sambil
ngomong atau mikirin yang jorok-jorok kan daku jadi terganggu”.
”Terganggu karena menjadi tergoda untuk ikutan mikirin dan ngomongin yang
jorok-jorok ya?”, ledek Tanto sambil nyengir. Kuntilanak itu hanya meringis
malu-malu.
”Hihihihi, tau aja deh yey. Udah kebutuhan sih”, jawabnya kenes.
”Ngomong dan mikirin yang jorok-jorok maksudnya membahas tentang anak babi
yang main lumpur ditanah becek?”, tanya Tristan dengan polosnya. Kuntilanak
melotot jengkel kearah Tristan.
”Yey umurnya berapa sih?”
”Enam belas tahun”, jawab Tristan masih dengan lugunya.
”Yey udah berbulu nggak?”
”Udah. Mau liat?”, tantang Tristan. Kuntilanak makin jengkel sampai
keubun-ubun.
”Betewe Mbak kok suka nyanyi seriosa gitu? Sekali-sekali nyanyi lagu
dangdut atau jazz gitu”, Tanto mencoba mengalihkan pembicaraan sebelum situasi
semakin ngawur.
”Hihihihi, itu daku bukan lagi nyanyi seriosa tetapi lagi nangis”
”Kok nangis?”
”Kan udah dibilangin tadi kalo itu emang ciri khas daku. Di dunia hantu
setiap individu sudah mendapat merek dagang masing-masing. Misalnya Mas Gen
sebelum muncul akan memberi tanda seperti aroma sesuatu yang terbakar. Kalau
Jeng Wewe ditandai dengan kawanan kelelawar yang hiruk pikuk. Nah kalo daku,
ciri khasnya ya tersedu-sedu gitu. Emang melankolis dan lemah banget kesannya,
tetapi itu sudah menjadi merek dagang daku. Terima aja dengan pasrah”.
Kuntilanak menjelaskan dengan panjang lebar. Tristan, Tanto dan Tantri
manggut-manggut.
”Eh, daku pergi dulu ya. Kayaknya daku ada duty call nih, daerah
tempat mangkal daku sepertinya ada yang gangguin lagi”.
”Jadi bener kan Mbak nggak gangguin orang yang enggak gangguin mbak?”
“Em!. Intinya jangan saling mengganggu”
“Apa itu ’em’?”
”Yo olloh tollong, baru tadi dijelasin”
“Oh, ’em’ itu artinya ’yo olloh
tolong’?”
“Dapat salam dari Echa. Nama lengkapnya eh..siapa tadi ya nama
lengkapnya?”, tanya Kuntilanak itu kepada Tantri.
”Yeeee….”
“Udah ah, daku cabut dulu. Deeeeee…”
”Deeeee….kapan-kapan ngobrol lagi
ya”, seru Tristan.
”Yakin loe?”
”Hehehe, cuma basa-basi dong kok”. Tristan
garuk-garuk betis.
”Dasar..”. Wusssssssss….dan Kuntilanak itupun menghilang dibalik pepohonan.
”Hoaaaaaaammmmm,” Tanto menguap selebar-lebarnya. ”Udah ah ngerjain PR’nya,
pulang yuk!”. Tristan dan Tantri setuju. Ketika membereskan buku masing-masing,
tiba-tiba Tanto seperti mendengar sesuatu.
”Kalian dengar itu?”
”Dengar apa lagi sekarang?”
”Dengerin deh”. Ketiganya pasang telinga.
”Ah, mungkin kuntilanak yang tadi. Siapa tau ada barangnya yang
ketinggalan”
”Kayaknya bukan deh”.
TOKEK!!!!! Sebuah suara langsung nyaris terdengar tepat diatas kepala
mereka.
”Eh, tokek ngumpet diketek”. Seperti biasa Tristan langsung latah.
”Wuaaaaaaaa……..”,
ketiganya langsung lari tunggang langgang ketakutan, merasa ngeri membayangkan
tokeknya jatuh diatas kepala.
Mungkin ada banyak diantara kita
yang merasa “TAKUT” dengan objek yang bernama HANTU. Hantu sebenarnya adalah
kata yang dikonotasikan dengan sesuatu objek mistis yang berada diluar kekuatan
manusia dan sangat seram bentuknya. Pola pikir seperti inilah yang sebenarnya
melemahkan manusia secara mental dan pada akhirnya pola pikir seperti ini juga
mendarah daging hingga ke anak cucu manusia. Seolah-olah hantu itu menjadi
obyek yang patut ditakuti.
Hantu bagi beberapa orang juga
disebut setan, hal ini makin dijerumuskan dengan banyaknya media-media yang
mengaburkan secara eksklusif definisi dari setan atau syaitan. Jika Anda takut
dengan setan itu adalah hal wajar, karena setan lebih diorientasikan dengan
sifat atau perilaku atau perbuatan. Pada Al-Qur’an Surat An-Naas sudah
dijelaskan, sebagaimana berikut:
Katakanlah: “Aku berlindung kepada
Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia. Raja manusia. Sembahan manusia.
Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan
(kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia.
Arti dari Kalamullah tersebut
bermakna bahwa setan adalah representasi dari perilaku manusia atau jin yang
membisikkan kejahatan kepada manusia. Dengan kata lain, setan bisa jadi adalah
diri kita tatkala kita berperilaku jahat atau sesat. Jadi jelaslah bahwa hantu
dan setan adalah hal yang berbeda.
Setelah kita sudah tahu apa itu
setan, sekarang kita fokus kepada kata hantu. Hantu memang merupakan penjelmaan
dari jin atau iblis yang mencoba menakut-nakuti manusia. Namun apakah Anda akan
tetap terpuruk dengan pola pikir cengeng dan akan terus takut dengan hantu?
Berikut adalah beberapa hal logis yang dapat menyangkal ketakutan kita tentang
hantu.
* Hukum
Kausalitas (Sebab-Akibat)
Ingatlah, bahwa kecil kemungkinan
sebuah benda itu bergerak tanpa adanya gaya, atau secara gamblangnya apakah
kita akan diganggu kalau kita tidak mengganggu?
Selama kita berperilaku baik, Insya Allah dengan lindungan Tuhan Yang Maha Esa kita akan terhindar dari berbagai gangguan setan dan juga hantu.
Selama kita berperilaku baik, Insya Allah dengan lindungan Tuhan Yang Maha Esa kita akan terhindar dari berbagai gangguan setan dan juga hantu.
* Hukum
Materi (Fisik Benda)
Segala sesuatu yang ada didunia ini
merupakan materi yang dapat bertumbukan. Begitupula jika hantu itu menampakkan
diri di dunia, berarti dia merubah dirinya dari imateri menjadi makhluk materi.
Setiap materi pasti dapat disentuh, jadi jangan berfikir seperti di televisi
yang menayangkan kebohongan besar bahwa hantu yang menampakkan diri didunia
tidak bisa disentuh atau tembus pandang. Jika memang hantu menjadi makhluk
materi (benda), maka jikalau batu dilemparkan kepada hantu yang menakuti
tersebut pastinya akan memberikan benturan pula.
*
Perbedaan Habitat
Ingatlah bahwa dimensi kita dengan mereka
BERBEDA. Selain dari manusia berarti dunia bukanlah alamnya, termasuk para jin
atau iblis yang mengubah diri jadi setan.
Secara hukum alam, barangsiapa yang keluar dari habitatnya maka objek tersebut berada pada kondisi lemah. Seperti halnya ikan, secara umum ikan berada di habitat air, namun jika ikan dibawa ke darat maka ikan akan berada pada kondisi terlemah dan mudah sekali dikalahkan. Begitupula dengan hantu, jika memang hantu memunculkan diri pada dimensi manusia, maka hantu itu pada kondisi terlemah dan mudah dikalahkan.
Secara hukum alam, barangsiapa yang keluar dari habitatnya maka objek tersebut berada pada kondisi lemah. Seperti halnya ikan, secara umum ikan berada di habitat air, namun jika ikan dibawa ke darat maka ikan akan berada pada kondisi terlemah dan mudah sekali dikalahkan. Begitupula dengan hantu, jika memang hantu memunculkan diri pada dimensi manusia, maka hantu itu pada kondisi terlemah dan mudah dikalahkan.
Maka dari itu janganlah agan takut
dengan hantu, jin, setan, demit atau apapun juga, karena ingatlah pula hadits
Nabi, bahwa manusia adalah makhluk yang paling mulia yang pernah diciptakan
oleh Allah SWT.
Setiap orang
memiliki peruntungan masing-masing, hal itu pula yang dialami oleh Neni(38).
Ibu dua anak ini memperoleh rezeki dengan berjualan makanan dan minuman di
areal TPU Pondok Kelapa, Jakarta Timur.
Neni, warga
kelahiran Karawang, jabar yang kini tinggal di sekitaran areal pemakaman
mengaku sudah 13 tahun mencari rezeki di sana. Dan dari hasil berjualan dia
bisa menyekolahkan dua anaknya.
Meskipun
harus berjualan di areal TPU, Neni mengaku tidak takut dan tetap bersyukur.
Pasalnya selama ini dagangannya laris manis.
"Saya sebenarnya
penakut. Tapi selama 13 tahun jualan disini untung saya gak pernah liat yang
aneh-aneh dan diganggu sama mereka," ujar Neni, Minggu (7/7/2013) di TPU
Pondok Kelapa, Jakarta Timur.
Diutarakan
Neni meski tidak pernah mengalami kejadian aneh. Tapi apabila sehabis ada warga
yang baru dikubur, dirinya mengaku merasa takut. Beruntung setiap harinya, Neni
berjualan sejak pukul 06.00 hingga 18.00 wib.
"Kalau
ada yang baru dikubur ya takut juga. Tapi ya namanya cari makan. Mungkin saya
gak diganggu karena mereka sudah kenal saya. Untung juga saya jualan cuma
sampai jam 18.00 wib, setan kan keluarnya tengah malam," ucap Neni sambil
tersenyum.
Kali ini,
ada trik dari sesepuh yang membahas tentang alam gaib. Rasa takut pada
setan/jin itu wajar ada pada manusia. Tapi dengan pengetahuan yang cukup, maka
kita menyikapi rasa takut pada setan/jin dengan baik
mohon
ijin pada momod utk buat trik ini...ane pengen berbagi pengalaman aja gan,
semoga bermanfaat...sebelumnya perlu saya ingatkan, mahluk gaib itu benar2 ada...percayalah..langsung
aja ya gan,
sebenarnya
rasa ketakutan terhadap bangsa gaib adalah hasil dari sugesti dalam diri kita
sendiri. sekarang saya tanya, apa agan2 pernah melihat mahhluk gaib secara
nyata, langsung dan jelas???
sebagian
besar pasti jawabannya tidak...tp bagi org yg diberi kemampuan khusus oleh
Allah, melihat, bahkan berteman dengan bangsa gaib bukanlah hal yang tabu.
sugesti
'takut' dalam diri kita kiranya dimulai dari cerita2 orang dulu yang terkenal
sakti dan dapat berkomunikasi dengan mahluk gaib.
cerita2,
ditambah improvisasi media elektronik (tv, dkk) tersebut membuat manusia jaman
sekarang menjadi takut dan mengira bahwa mashluk gaib itu sangat buruk dan
kejam. betul kan??? padahal
sesungguhnya, penampakan dari mahluk gaib itu, dapat berubah2 sesuai kondisi
hati yang melihatnya (perlu terjemahan lebih lanjut).
sedikit
tips, supaya dapat mengatasi ketakutan kepada mahluk2 gaib...
1. Rajin Beribadah
kenapa?soalnya
orang yang rajin beribadah cenderung memiliki aura positif dan akan mudah
disenangi (termasuk oleh para mahluk gaib). kalo udah disenangi, ane jamin dah
g bakal diganggu, atau gampang merinding...
2. Tanamkan sugesti positif pada diri anda.
"manusia,
adalah mahluk Allah yang paling sempurna gan...."
katakan pada diri anda, "semua adalah mahlukNya, jadi aku tak perlu takut"
jangan suka berfikir buruk terhadap sesuatu -apapun itu-, karena jika anda berfikiran buruk, niscaya hal yang buruk akan dekat kepada anda. sebaliknya, jika anda berfikiran positif, maka hal yang positif akan mendekati anda..
katakan pada diri anda, "semua adalah mahlukNya, jadi aku tak perlu takut"
jangan suka berfikir buruk terhadap sesuatu -apapun itu-, karena jika anda berfikiran buruk, niscaya hal yang buruk akan dekat kepada anda. sebaliknya, jika anda berfikiran positif, maka hal yang positif akan mendekati anda..
Rasa takut
kepada hantu, bagaimanapun harus mendapat perhatian khusus karena bila
ketakutan tetap terpelihara, tak hanya membentuk mental penakut pada diri anak
tetapi juga dapat mengurangi kesempurnaan tauhid.
a. Sekilas
tentang Rasa Rakut (Khauf)
Sangat
penting bagi orang tua untuk bisa melatih anak mengatur rasa takutnya. Bukan
hanya sekedar agar anak menjadi pemberani, tetapi lebih karena rasa takut
adalah bagian dari ibadah. Rasa takut adalah bagian dari rukun yang harus ada
dalam ibadah, di samping rasa cinta dan harap.
b.
Macam-macam takut
Ulama telah
membagi rasa takut menjadi beberapa bagian, yaitu:
1. Takut ibadah atau disebut juga takut sirri (takut terhadap sesuatu yang ghaib).
Takut ibadah dibagi menjadi dua macam:
1. Takut ibadah atau disebut juga takut sirri (takut terhadap sesuatu yang ghaib).
Takut ibadah dibagi menjadi dua macam:
a. Takut
kepada Allah, yaitu takut yang diiringi dengan merendahkan diri, pengagungan,
dan ketundukan diri kepada Allah. Takut semacam inilah yang akan mendatangkan
ketaqwaan dan ketaatan sepenuhnya kepada Allah. Oleh karena itu, rasa takut
seperti ini hanya boleh ditujukan kepada Allah semata karena merupakan salah
satu konsekuensi keimanan.
Allah
berfirman, “Karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah
kepada-Ku, jika kamu benar-benar orang yang beriman.” (QS. Ali Imran 175)
b. Takut
kepada selain Allah, yaitu takut kepada selain Allah dalam hal sesuatu yang
ditakuti itu sebenarnya tidak dapat melakukannya dan hanya Allah-lah yang dapat
melakukannya. Takut semacam ini banyak terjadi pada berhala, takut pada orang
mati, takutnya para penyembah kubur kepada walinya, dll. Rasa takut ini
merupakan syirik akbar yang dapat mengeluarkan pelakunya dari keIslaman.
2. Takut
yang haram, yaitu takut kepada selain Allah, yang bukan ibadah tetapi
menyebabkan ia melakukan keharaman atau meninggalkan kewajiban. Takut semacam
ini dapat mengurangi ketauhidan seseorang.
3. Takut
thobi’i (normal). Yaitu takut pada hal-hal yang bisa mencelakakan kita (dengan
izin dan kekuatan dari Allah). Misalnya, takut pada binatang buas, api, dll.
Takut semacam ini wajar ada dan dibolehkan selama tidak melampaui batas.
4. Takut
wahm (khayalan), yaitu takut pada sesuatu yang sebabnya tidak jelas. Misalnya,
takut pada hantu. Takut semacam ini tercela.
Rasa takut
kepada hantu atau setan, bisa mengantarkan kepada syirik akbar. Jika sampai
membawa pada peribadatan kepada selain Allah. Bentuknya bermacam-macam, ada
yang memberi sesajian agar tidak diganggu, membaca berbagai mantera, datang
kepada dukun untuk meminta jimat, dan sebagainya.
c. Cara
Mengatasi Rasa Takut Anak kepada Hantu
Bagi orang
tua sangat penting mengetahui bagaimanakah cara mengatasi ketakutan anak dengan
cara yang sesuai syariat. Antara lain:
1.
Tanamkanlah pada anak tauhid dan aqidah yang benar. Cobalah cari tahu apa yang
sebenarnya ditakutkan oleh sang anak pada saat keadaannya tenang. Rangsanglah
anak dengan beberapa pertanyaan. “Adik takut hantu ya? Memangnya hantu itu apa
sih?”
Jika sang
anak menjawab bahwa hantu adalah pocong, genderuwo, nyi loro kidul, kuntilanak,
atau semacamnya, jelaskan bahwa hantu-hantu semacam itu tidak ada sama sekali
sehingga tidak perlu ditakutkan. Jika yang ditakutkan anak adalah orang mati,
maka jelaskanlah bahwa orang mati takkan bisa memberi manfaat maupun bahaya
bagi orang yang masih hidup.
Adapun jika
sang anak telah mengerti bahwa yang dimaksud orang-orang dengan hantu adalah
penjelmaan dari setan atau jin yang hendak mengganggu manusia, maka orangtua
haruslah menjelaskan kepada anak bahwa tidak ada kekuatan yang paling kuat
kecuali kekuatan Allah. Seluruh makhluk, termasuk jin dan setan di bawah
pengaturan Allah. Ajarkan pada anak meskipun seluruh jin dan manusia ingin
mencelakakannya, akan tetapi Allah tidak menakdirkannya, maka ia takkan celaka.
Begitu pula sebaliknya.
Sungguh
indah contoh yang diajarkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ketika
beliau menasehati Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu yang ketika itu masih
kecil.Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu bahwa ia berkata,
“Pada suatu
hari saya pernah membonceng di belakang Rasulullah SAW, lalu beliau bersabda,
“Wahai anak muda, sesungguhnya akan kuajarkan kepadamu beberapa kalimat.
Jagalah Allah, niscaya Ia juga akan menjagamu. Jagalah Allah niscaya engkau
akan mendapati-Nya ada di hadapanmu. Apabila engkau meminta sesuatu, mintalah
kepada Allah. Jika engkau memohon pertolongan, mohonlah kepada Allah.
Ketahuilah, andaikan saja umat seluruhnya berkumpul untuk memberikan manfaat
kepadamu, mereka tidak akan bisa memberikan manfaat kepadamu kecuali sesuatu
yang telah ditetapkan Allah untukmu. Dan andaikan saja mereka bersatu untuk
menimpakan bahaya terhadapmu, mereka tidak akan bisa memberikan bahaya itu
terhadapmu kecuali sesuatu yang Allah tetapkan atasmu. Pena telah diangkat dan
lembar catatan telah kering.” (HR. Tirmidzi)
Jelaskan
pada anak pada hal apakah ia harus takut (yaitu takut kepada Allah), pada
hal-hal apakah ia boleh takut tetapi tidak berlebihan dan hal-hal apa yang ia
tidak boleh takut sama sekali. Hendaklah orang tua mengenalkan kepada anak-anaknya
kepada Allah, nama-nama dan sifat-sifat-Nya. Karena dengan pengenalan kepada
Allah, seorang anak akan mengetahui keagungan Allah, keMahaKayaanNya,
kekuasaan-Nya. Yang harus orang tua ingat, mengajarkan rasa takut kepada Allah
juga harus disertai pengajaran rasa cinta dan harap kepada Allah. Sehingga hal
ini menjadikan anak ikhlas dan giat dalam beramal serta tidak mudah putus asa.
2. Ajarkan
wirid dan doa yang diajarkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Ada banyak wirid dan doa yang bisa diajarkan pada anak. Misalnya, wirid pagi dan sore, doa sehari-hari seperti doa masuk WC, doa singgah di suatu tempat, doa hendak tidur, dll. Pilihlah bacaan wirid dan doa sesuai kapasitas kemampuan anak.
Ada banyak wirid dan doa yang bisa diajarkan pada anak. Misalnya, wirid pagi dan sore, doa sehari-hari seperti doa masuk WC, doa singgah di suatu tempat, doa hendak tidur, dll. Pilihlah bacaan wirid dan doa sesuai kapasitas kemampuan anak.
Tak hanya
sekedar menghafal, tapi juga pahamkan mereka arti dari doa tersebut sehingga
mereka mengamalkan doa-doa tersebut dengan penuh keyakinan akan manfaat doa
bagi dirinya. Ajarkan pada anak bahwa doa dan wirid adalah senjata dan perisai
bagi kaum mukmin. Karena itu, bila rasa takut menyerang, yang terbaik dilakukan
adalah meminta perlindungan dan pertolongan Allah, Rabb seluruh makhluk.
Sesekali ingatkan atau tanyakan pada anak arti dari doa tersebut. Sekaligus
untuk mengetahui apakah sang anak sudah mengamalkan doa-doa tersebut ataukah
belum.
3. Jauhkanlah
anak dari hal-hal yang mendatangkan rasa takut kepada hantu.
Misalnya cerita misteri, patung dan lukisan makhluk bernyawa, dll. Cerita misteri atau berbau mistis kadang lebih menarik bagi anak karena imajinasi mereka yang tinggi dan masih belum terkontrol baik. Oleh karena itu, kenalkanlah anak dengan kisah-kisah para Nabi, sahabat-sahabat Rasulullah, maupun kisah shahih lain yang dapat mengajarkan anak keimanan, keberanian dan akhlaq yang baik. Jangan hanya sekedar menyediakannya buku/majalah, meskipun ini juga hal yang penting. Sesekali ceritakanlah langsung dengan lisan anda agar hikmah dan nilai kisah lebih mengena di hati anak. Ini juga akan lebih mendekatkan orang tua dgn buah hati.
Misalnya cerita misteri, patung dan lukisan makhluk bernyawa, dll. Cerita misteri atau berbau mistis kadang lebih menarik bagi anak karena imajinasi mereka yang tinggi dan masih belum terkontrol baik. Oleh karena itu, kenalkanlah anak dengan kisah-kisah para Nabi, sahabat-sahabat Rasulullah, maupun kisah shahih lain yang dapat mengajarkan anak keimanan, keberanian dan akhlaq yang baik. Jangan hanya sekedar menyediakannya buku/majalah, meskipun ini juga hal yang penting. Sesekali ceritakanlah langsung dengan lisan anda agar hikmah dan nilai kisah lebih mengena di hati anak. Ini juga akan lebih mendekatkan orang tua dgn buah hati.
4. Ajarkan
pula pada anak untuk tidak menakut-nakuti temannya meski hanya bermaksud untuk
bercanda. Pahamkan pada anak untuk bercanda dengan baik.
5. Bila
orang tua ternyata adalah seorang penakut, berusahalah untuk tidak menampakkan
hal tersebut di depan sang anak. Sebagaimana kita tidak ingin anak menjadi
penakut, maka latihlah diri sendiri untuk tetap tenang dan menghilangkan sifat
penakut dari diri kita.
Jika suatu
ketika sifat penakut kita diketahui oleh sang anak, tak ada salahnya melibatkan
anak dalam usaha menghilangkan sifat penakut kita. “Astagfirullah, tadi Ummi
kok menjerit ya pas lampu mati? Menurut adik, Ummi harusnya gimana? Iya adik
benar, harusnya tetap tenang dan minta perlindungan sama Allah. Lain kali kalau
Ummi menjerit lagi, adik ingatin Ummi ya….” Hal ini juga akan mengajarkan pada
anak bagaimana seharusnya ia bersikap ketika ada orang lain atau temannya yang
ketakutan. Jangan pula menakut-nakuti anak dengan ancaman yang tak berdasar
atau bertentangan dengan syariat. Misalnya, “Jangan main dekat sungai ya! Nanti
diculik genderuwo penunggu sungai lho” Hal ini sering tanpa sadar dilakukan
oleh para orang tua. Maka wahai para pendidik, bekalilah diri dengan ilmu
syar’i dalam mendidik anak-anak kita.
6. Berdoalah
untuk kebaikan anak. Hal yang sering luput dari orang tua adalah berdoa untuk
anak-anaknya. Padahal doa merupakan salah satu pokok yang harus dipegang teguh
orang tua. Doa orang tua bagi kebaikan anaknya adalah salah satu jenis doa yang
dijanjikan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam akan dikabulkan oleh Allah
(HR. Baihaqi). Termasuk hendaknya orang tua mendoakan agar anak dilindungi dari
gangguan setan.
Dari Ibnu
Abbas radhiyallahu ‘anhu bahwa ia berkata, “Adalah Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam memintakan perlindungan untuk Hasan dan Husain dengan
mengucapkan, “Aku memohon perlindungan untukmu berdua dengan kalimat Allah yang
sempurna dari setiap setan dan binatang berbisa, dan juga dari setiap mata yang
jahat.” Selanjutnya beliau bersabda “Adalah bapak kalian (yaitu Ibrahim) dahulu
juga memohonkan perlindungan untuk kedua puteranya, Ismail dan Ishaq, dengan
kalimat seperti ini.” (HR. Bukhari)
d. Doa Untuk
Mengusir Setan
Rasul
Shallallahu’alaihi wasallam bersabda: “Jangan jadikan rumah-rumahmu sebagai
kuburan. Sesungguhnya setan lari dari rumah yg dibacakan Surah Al- Baqarah di
dalamnya.”
Sebagian hal yg dapat
mengusir setan adalah zikir di waktu pagi dan sore. Yang dilakukan oleh Rasul
Shallallahu’alaihi wasallam: - Bacaan akan tidur dan bangun daripadanya masuk
dan keluar dari rumah masuk masjid dan keluar daripadanya membaca ayat Kursi ketika
akan tidur. - Dua ayat yg terakhir dari surah Al-Baqarah, Dan orang yg membaca:
“Laa ilaaha illallaah wahdahu laa
syariikalah lahul mulku walahul hamdu wahuwa ‘alaa kulli syai-in qadiir”.
Baca seratus kali maka akan menjadi benteng dari setan pada hari itu. - Minta
perlindungan kepada Allah dari setan {dengan membaca: A’udzu billahi minas
syaithanir rajim}. artinya aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang
terkutuk. - Membaca adzan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar