Rabu, 17 Juli 2012 - by : zeinalabied@rocketmail.com
Zeita.org - Aku masuk surga! Indah sekali. Aku berjalan-jalan di
dalam taman hijau. Pegunungan yang indah. Langitnya tidak cerah, tapi juga
tidak mendung. Hawanya sejuk. Buah-buahannya besar-besar. Kulihat kebun anggur
luas yang tertata rapi. Kupetik satu buah anggur yang ukurannya sebesar buah
apel. Kumakan sedikit, anggur yang berwarna hijau dan tidak berbiji itu, dan
emmm. lezat sekali. Buah surga ini terasa dingin dan airnya banyak.
Alhamdulillah., aku bersyukur sudah selamat masuk surga. Kubuka
mata. Tiba-tiba aku sudah terbaring di atas tempat tidurku. Kulihat jam, pukul
02.00 dini hari. Wah, ternyata tadi hanya mimpi! Dan aku masih ada di dunia,
belum di surga. Aku termangu sejenak.
Mimpi. Setiap anak manusia pasti pernah bermimpi. Ada mimpi buruk,
mimpi indah. Ada mimpi yang membawa hikmah, ada pula mimpi yang tak bermakna
apa-apa. Ada mimpi yang bisa bersambung dari satu mimpi ke mimpi lain. Atau
mimpi di atas mimpi. Bahkan terkadang kita merasa sudah sering mengunjungi
tempat yang ada dalam mimpi kita. Semua itu tentu rahasia Allah SWT saja.
MIMPI
YANG BENAR
Mimpi bukanlah hal yang remeh. Ia mencerminkan siapa diri kita.
Nabi Muhammad SAW sering mendapatkan wahyu melalui mimpi. Nabi Muhammad SAW
juga mendapat mimpi untuk menikah dengan Siti Aisyah, di mana dalam mimpi itu,
Jibril membawa kain yang ada wajah Siti Asiyah dan berkata, "Inilah
isterimu di dunia dan di akhirat."
Nabi Yusuf, ahli menafsirkan mimpi dan yang ditafsir adalah mimpi
dua orang pelayan raja dan mimpi sang raja. Bahkan nabi yusuf pernah bermimpi
bulan dan bintang sujud kepadanya sebagai tanda bahwa ia kelak akan menjadi
nabi. Nabi Ibrahim, mendapat perintah untuk menyembelih Ismail, dalam mimpi.
Orang-orang sholeh, mereka dapat diberi karunia bermimpi bertemu Nabi Muhammad
SAW yang wajahnya tak dapat diserupai syetan. Firaun, bermimpi ada anak
laki-laki yang akan menghancurkan kerajaannya. Orang-orang non muslim, ada yang
mendapat hidayah melalui mimpi. Mimpi yang benar adalah salah satu bagian dari
46 kenabian. Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda, "Jika masa
semakin dekat, mimpi seorang muslim nyaris tidak pernah dusta. Muslim yang
paling benar mimpinya adalah yang paling jujur perkataannya. Mimpi seorang
mukmin merupakan satu bagian dari 46 bagian kenabian. Mimpi ada tiga macam:
mimpi yang baik sebagai berita gembira dari Allah 'azza wa jalla, mimpi seorang
muslim yang dialami oleh dirinya sendiri, dan mimpi sedih yang berasal dari
setan. Jika salah seorang di antara kamu mengalami mimpi yang tidak disukai,
janganlah menceritakannya kepada orang lain, bangunlah, kemudian
shalatlah." (Muttafaq'alaih)
Bagi
kaum muslimin, mimpi yang benar, hanya bisa terjadi bila kita menjalankan sunnah
Rasulullah SAW sebelum tidur, yaitu:
1.
Berwudhu.
2.
Membaca
doa sebelum tidur.
3.
Posisi
tidur miring ke samping kanan dan tapak tangan di bawah pipi dengan kaki
sedikit di lipat.
Bila
sunnah di atas tidak terpenuhi, maka mimpinya patut dipertanyakan, apakah mimpi
dari Allah SWT atau mimpi dari syetan. Mimpi yang indah, pastilah dari Allah
SWT dan mimpi yang mengerikan adalah dari syetan. Sebagai catatan, jangan
sampai kita menganggap mimpi kita adalah wangsit. Karena kita hanyalah manusia
biasa, bukan nabi. Para nabi, mimpi mereka selalu benar, sedangkan kita? Belum
tentu benar. Oleh karena itu hati-hatilah menafsirkan mimpi. Dari 'Ubadah
ibnush-Shamit bahwa ia bertanya kepada Rasulullah tentang ayat 63-63 surah
Yunus, "Yaitu orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa. Bagi
mereka berita gembira di dalam kehidupan di dunia dan dalam kehidupan di
akhirat." Maka, Rasulullah menjawab, "Sungguh kamu telah menanyakan
sesuatu kepadaku yang belum pernah ditanyakan oleh seorang pun selainmu. Al-busyra
ialah mimpi yang baik yang dialami oleh seseorang atau dianugerahkan Allah
kepadanya." (As-Silsilah ash-Shahihah)
TIDUR ADALAH
MATI
Ketika
kita tidur, jiwa kita untuk sesaat ada dalam genggaman-Nya dan akan
dikembalikan-Nya, hingga kita bisa bangun dari tidur. Kita tidak akan bangun
bila Ia tidak mengembalikannya pada jasad selamanya, dengan kata lain, mati.
Allah SWT berfirman: "Allah memegang jiwa seseorang ketika matinya dan
memegang jiwa seseorang yang belum mati diwaktu tidurnya, maka Dia menahan jiwa
orang yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan jiwa yang lain
sampai pada waktu yang ditentukan." (Q.S. Azzumar : 42).
Sesungguhnya,
tidur itu adalah kawannya mati karena sebelum tidur, Rasulullah SAW selalu
berdoa, "Ya Allah dengan nama-Mu aku hidup dan mati" (HR Bukhari).
Saat terjaga beliau pun membaca doa yang hampir serupa, "Segala puji bagi
Allah yang menghidupkan kami setelah mematikan kami, dan hanya kepada-Nya kami
dibangkitan." (HR Bukhari dan Muslim).
Ketika
bangun dari tidur, akibat mimpi yang dialaminya, anak Adam dapat merasakan :
1.
Gelisah
bahkan bisa menangis karena mimpinya adalah mimpi yang buruk, mengerikan, atau
menyedihkan.
2.
Ilmunya
semakin bertambah karena mimpinya membawa hikmah.
3.
Hidayah
karena mimpinya penuh dengan ajaran.
4.
Semakin
jauh dari Allah SWT karena karena mimpinya melakukan tindakan dosa.
5.
Hanya
bunga tidur, mimpi yang tak jelas, mimpi kacau dan tanpa hikmah apapun.
HIDUP
BAGAI MIMPI
Mimpi bukan hanya ada di dalam tidur, tetapi sesungguhnya hidup di
dunia ini bagai mimpi. Dan kita belum bangun, hingga kematian menjemput. Saat
kematian datang, tak ada lagi hijab dan pandangan kita menjadi sangat jelas
bahwa dunia ini hanya sesaat saja. "Allah bertanya lagi (kepada mereka
yang kafir itu): "Berapa tahun lamanya kamu tinggal di bumi?" Mereka
menjawab: kami tinggal (di dunia) selama sehari atau sebahagian dari sehari;
maka bertanyalah kepada golongan (malaikat) yang menjaga urusan menghitung
Allah berfirman: "Kamu tidak tinggal (di dunia) melainkan sedikit masa
saja, kalau kamu dahulu mengetahui hal ini (tentulah kamu bersiap sedia)."
(surah Al-Mukmunun:112-114)
"Niscaya kamu benar-benar akan melihat Neraka Jahiim, dan
sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan 'ainul yaqin (yakin sebab
melihat sendiri), kemudian kamupun pasti akan ditanyai pada hari itu tentang
kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu)"(QS/ At Takatsur : 5-8)
Di dalam mimpi dunia ini, kita bisa bertemu dengan manusia-manusia
lainnya. Kitalah yang mengendalikan buruk atau indahnya mimpi. Berapa banyak
kita saksikan, manusia-manusia yang semula ada di sisi kita, tiba-tiba kini tak
ada lagi. Dan yakinlah seyakin-yakinnya bahwa kita pun yang kini ada, akan
menjadi tiada dan berpindah ke alam nyata, terbangun dari mimpi. Saat itulah
kita baru menyadari berapa banyak amalan kita dan sesalan yang tiada terkira
karena selama ini telah melalaikan syariat-Nya. Dan qad aflaha al-Mu'minun,
alladzinaahum 'an shalatihim Khasyi'un...
Rangkailah mimpi dan berdoa selalu bahwa dunia ini akan menjadi
mimpi yang indah. Aku dan kau dihidupkan-Nya dalam dunia yang sama. Hingga
kelak kita terbangun dari tidur dunia dengan dijemput sang malaikat maut menuju
alam nyata. Akhirat. Dan sebelum itu terjadi., buatlah mimpi indah di dunia ini
dengan Allah SWT sebagai tujuan. Karena mimpi kita hari ini akan menentukan
masa depan kita, di surga.. atau di neraka. Dan orang-orang beriman ingin mimpi
yang indah itu tercapai. Mimpi indah tentang bayang dirimu.. wahai surga. (Ayat
al akrash)
SADARA - Situs Muratmarit Jogja: http://localhost/zein/
Versi
Online : http://localhost/zein//?pilih=lihat&id=92
kita memang inginkan syurga tp bagaimana caranya? tlg kasih tau ya dab
BalasHapus